PUISI SAJAK PUTIH (CHAIRIL ANWAR)
ANALISIS PUISI PENDEKATAN SEMIOTIK
diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas Matakuliah
Kajian puisi
Dosen
pengampu : Drs.H. Ma’mur Saadie,M.Pd
Oleh
Indra
Prayoga Nim 1106104
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
ABSTRAK
Sebagai karya sastra, konteks penyampaian makna dari
sebuah puisi selalu disampaikan secara tersirat oleh pengarangnya. Siratan
makna tersebut terkadang disampaikan dengan symbol, tanda-tanda (semiotika).
Tanda –tanda tersebut dapat ditemukan melalui kata-kata yang ada dalam puisi
tersebut. Dari tanda-tanda tersebut kita dapat memahami pemaknaan yang ada
dalam sebuah puisi. Fokus pembahasan yakni pada hasil analisis puisi yang
berjudul sajak putih karya chairil anwar yang dikaji dengan pendekatan
semiotika.
PUISI SAJAK PUTIH (CHAIRIL ANWAR)
ANALISIS PUISI PENDEKATAN SEMIOTIK
diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas Matakuliah
Kajian puisi
Dosen
pengampu : Drs.H. Ma’mur Saadie,M.Pd
Oleh
Indra
Prayoga Nim 1106104
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
ABSTRAK
Sebagai karya sastra, konteks penyampaian makna dari
sebuah puisi selalu disampaikan secara tersirat oleh pengarangnya. Siratan
makna tersebut terkadang disampaikan dengan symbol, tanda-tanda (semiotika).
Tanda –tanda tersebut dapat ditemukan melalui kata-kata yang ada dalam puisi
tersebut. Dari tanda-tanda tersebut kita dapat memahami pemaknaan yang ada
dalam sebuah puisi. Fokus pembahasan yakni pada hasil analisis puisi yang
berjudul sajak putih karya chairil anwar yang dikaji dengan pendekatan
semiotika.
PENDAHULUAN
Puisi, sekarang banyak sekali jumlahnya dan sangat
mudah untuk dijumpai. Setiap hari minggu kompas dan berbagai surat kabar lainnya
selalu memuat puisi di salah satu bagian kolomnya. Selain di surat kabar puisi
ternyata juga banyak ditemukan di internet, dengan hanya sekali “klik” puisipun
bertebaran dilayar monitor anda. Namun yang menjadi masalah adalah kebanyakan
dari kita (penikmat) puisi hanya bisa membacanya saja tanpa mengetahui isi atau
makna dari puisi tersebut.
Banyak cara yang bisa dilakukan pembaca untuk bisa
mengetahui makna yang terkandung dalam sebuah puisi. cara- cara tersebut antara
lain: dengan membacanya berulang-ulang, mencari unsur-unsur intrinsiknya dan
mengkajinya dengan menggunakan pendekatan semiotika. Tujuan dari analisis ini
adalah untuk mengetahui makna dari lambing bahasa yang terdapat dalam sebuah
puisi. Dan dari situlah penulis mencoba menganalisis puisi karya chairil anwar
yang berjudul sajak putih.
ISI
Analisis Puisi Sajak Putih
A.
Puisi
Bersandar pada tari
warna
pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
B.
Analisis
Analisis ini dilakukan pada suatu pilihan kata (diksi) yang digunakan
chairil anwar dalam puisinya yang berjudul “sajak putih”. Secara umum puisi
tersebut menggambarkan pengalaman pribadi penyair tentang kisah cinta nya
dimasa lalu dan penyair menuliskan suasana hatinya dalam bentuk puisi ini.
Dari judul puisi “Sajak Putih” memiliki makna konotasi atau makna kias.
Diksi sajak mempunyai arti ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima,
irama, matra serta penyusunan larik dan bait. Sedangkan diksi putih mempunyai
makna ketulusan,kesucian dan kejujuran. Kata sajak putih mempunyai arti suara
hati penyair yang tulus dan jujur untuk mencintai pasangannya.
Analisis I
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
1.
Kata mawar mempunyai arti tanaman perdu suku Rosaceae meliputi ratusan jenis tumbuh
tegak atau memanjat, batangnya berduri dan bunganya beraneka warna. Sedangkan
kata mawar dalam puisi tersebut menggambarkan sesuatu yang indah dan menarik
dan melambangkan cinta, penyair mengatakan bahwa di dalam mata sigadis itu
terdapat cinta.
2.
Kata melati
mempunyai arti tanaman pedu suku Rubiaceae,sering ditanam dihalaman rumah
dan berwarna putih.Tapi dalam sajak ini penyair mengkiaskan melati sebagai
kesucian,jadi didalam mata sang gadis terdapat cinta yang suci darinya.
3.
Pelangi
mempunyai arti lengkung spectrum warna dilangit,tampak karena pembiasan sinar
matahari oleh titik hujan atau embun. Maksud dari larik pertama adalah penyair
dan pasangannya duduk bersandar dibawah lengkungan pelangi.
4.
Bergelut
mempunyai arti peluk memeluk disertai guling menggulingkan, bergumul, bercanda.
Penyair mengibaratkan rambut kekasihnya bisa bergelut atau bergurau seperti
seorang manusia akibat tertiup oleh angin yang sepoi-sepoi
5.
Bertudung
mempunyai arti mamakai tudung. Menurut
penyair kata kau disini adalah kekasihnya yg sedang berhadapan dengan dirinya
yang terjadi pada senja atau sore. Bertudung disini diibaratkan seperti langit
yang sudah berwarna merah atau sore.
Analisis II
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
1.
Menyanyi
mempunyai arti mempunyai arti mengeluarkan suara yang bernada. Menyanyi disini
adalah antara penyair dengan pasangannya tidak bersuara dan tidak ada satu kata
pun yang keluar dari kedua insan ini meskipun mereka berhadapan tetapi mereka
tetap diam. Hanya kata hati mereka saja yang berbicara
2.
Mendoa mempunyai
arti memanjatkan doa. Penyair beranggapan mendoa disini adalah sebuah kiasan.
Jadi antara penyair dengan pasangannya saling diam,tidak bersuara seperti orang
yang sedang berdoa. Diam diam dan diam.
3.
Meriak mempunyai gerakan mengombak dipermukaan air.
Maksud dari larik ini adalah kesepian atau saling diam antara penyair dengan
pasangannya itu membuat jiwa penyair bergerak seperti hal nya permukaan air
yang beriak tertiup angin. Jiwa sang penyair bergetar ketika mereka berdua
saling getar.
4.
Memerdu mempunyai
arti baik dan enak didengar. Penyair beranggapan bahwa memerdu disini
digambarkan sebagai kebahagiaan, dalam keaadaan diam didalam dada penyair
terdapat kebahagiaan.yang digambarkan dengan menari seluruh aku.
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
1.
Pintu terbuka
mempunyai arti tempat untuk masuk dan keluar. Maksud dari lirik ini adalah
penyair merasa hidupnya penuh dengan kemungkinan,masih ada jalan keluar dan
masih ada harapan yang bisa diwujudkan selama mata gadis itu memandang si
penyair. Ini merupakan kiasan bahwa si gadis masih mencintai penyair,dan masih
mau menatapnya. Keduanya masih saling mencintai dan bermesraan.
2.
Darah mempunyai
arti cairan berwarna merah. Darah dalam larik ini di kiaskan bahwa hidup sang
penyair masih penuh dengan harapan selama sang gadis masih hidup.
3.
Membelah
mempunyai arti menetak menjadi dua bagian. Tapi tidak membelah disini maksudnya
adalah tidak terpisahkan, meskipun sang penyair dan gadisnya mati tapi mereka
akan tetap saling mencintai dan tidak akan terpisahkan.
Tanda-tanda semiotic dalam puisi ini adalah : Tari, warna pelangi, sutra
senja, memerdu lagu, menarik-menari, dan pintu terbuka. Dalam puisi “Sajak
Putih” banyak digunakan bahasa-bahasi kiasan. “Tari warna pelangi” merupakan
bahasa kiasan personifikasi yang menggambarkan benda mati dapat digambarkan
seolah-olah hidup. “ rambutmu mengalun bergelut senda” juga menggunakan bahasa
kiasan personifikasi. Selain itu ada kesamaan dalam penggunaan citraan-citraan
agar mempunyai makna yang kongret, serta menggunakan metafora-metafora.
PENDAHULUAN
Puisi, sekarang banyak sekali jumlahnya dan sangat
mudah untuk dijumpai. Setiap hari minggu kompas dan berbagai surat kabar lainnya
selalu memuat puisi di salah satu bagian kolomnya. Selain di surat kabar puisi
ternyata juga banyak ditemukan di internet, dengan hanya sekali “klik” puisipun
bertebaran dilayar monitor anda. Namun yang menjadi masalah adalah kebanyakan
dari kita (penikmat) puisi hanya bisa membacanya saja tanpa mengetahui isi atau
makna dari puisi tersebut.
Banyak cara yang bisa dilakukan pembaca untuk bisa
mengetahui makna yang terkandung dalam sebuah puisi. cara- cara tersebut antara
lain: dengan membacanya berulang-ulang, mencari unsur-unsur intrinsiknya dan
mengkajinya dengan menggunakan pendekatan semiotika. Tujuan dari analisis ini
adalah untuk mengetahui makna dari lambing bahasa yang terdapat dalam sebuah
puisi. Dan dari situlah penulis mencoba menganalisis puisi karya chairil anwar
yang berjudul sajak putih.
ISI
Analisis Puisi Sajak Putih
A.
Puisi
Bersandar pada tari
warna
pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
B.
Analisis
Analisis ini dilakukan pada suatu pilihan kata (diksi) yang digunakan
chairil anwar dalam puisinya yang berjudul “sajak putih”. Secara umum puisi
tersebut menggambarkan pengalaman pribadi penyair tentang kisah cinta nya
dimasa lalu dan penyair menuliskan suasana hatinya dalam bentuk puisi ini.
Dari judul puisi “Sajak Putih” memiliki makna konotasi atau makna kias.
Diksi sajak mempunyai arti ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima,
irama, matra serta penyusunan larik dan bait. Sedangkan diksi putih mempunyai
makna ketulusan,kesucian dan kejujuran. Kata sajak putih mempunyai arti suara
hati penyair yang tulus dan jujur untuk mencintai pasangannya.
Analisis I
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
1.
Kata mawar mempunyai arti tanaman perdu suku Rosaceae meliputi ratusan jenis tumbuh
tegak atau memanjat, batangnya berduri dan bunganya beraneka warna. Sedangkan
kata mawar dalam puisi tersebut menggambarkan sesuatu yang indah dan menarik
dan melambangkan cinta, penyair mengatakan bahwa di dalam mata sigadis itu
terdapat cinta.
2.
Kata melati
mempunyai arti tanaman pedu suku Rubiaceae,sering ditanam dihalaman rumah
dan berwarna putih.Tapi dalam sajak ini penyair mengkiaskan melati sebagai
kesucian,jadi didalam mata sang gadis terdapat cinta yang suci darinya.
3.
Pelangi
mempunyai arti lengkung spectrum warna dilangit,tampak karena pembiasan sinar
matahari oleh titik hujan atau embun. Maksud dari larik pertama adalah penyair
dan pasangannya duduk bersandar dibawah lengkungan pelangi.
4.
Bergelut
mempunyai arti peluk memeluk disertai guling menggulingkan, bergumul, bercanda.
Penyair mengibaratkan rambut kekasihnya bisa bergelut atau bergurau seperti
seorang manusia akibat tertiup oleh angin yang sepoi-sepoi
5.
Bertudung
mempunyai arti mamakai tudung. Menurut
penyair kata kau disini adalah kekasihnya yg sedang berhadapan dengan dirinya
yang terjadi pada senja atau sore. Bertudung disini diibaratkan seperti langit
yang sudah berwarna merah atau sore.
Analisis II
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
1.
Menyanyi
mempunyai arti mempunyai arti mengeluarkan suara yang bernada. Menyanyi disini
adalah antara penyair dengan pasangannya tidak bersuara dan tidak ada satu kata
pun yang keluar dari kedua insan ini meskipun mereka berhadapan tetapi mereka
tetap diam. Hanya kata hati mereka saja yang berbicara
2.
Mendoa mempunyai
arti memanjatkan doa. Penyair beranggapan mendoa disini adalah sebuah kiasan.
Jadi antara penyair dengan pasangannya saling diam,tidak bersuara seperti orang
yang sedang berdoa. Diam diam dan diam.
3.
Meriak mempunyai gerakan mengombak dipermukaan air.
Maksud dari larik ini adalah kesepian atau saling diam antara penyair dengan
pasangannya itu membuat jiwa penyair bergerak seperti hal nya permukaan air
yang beriak tertiup angin. Jiwa sang penyair bergetar ketika mereka berdua
saling getar.
4.
Memerdu mempunyai
arti baik dan enak didengar. Penyair beranggapan bahwa memerdu disini
digambarkan sebagai kebahagiaan, dalam keaadaan diam didalam dada penyair
terdapat kebahagiaan.yang digambarkan dengan menari seluruh aku.
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
1.
Pintu terbuka
mempunyai arti tempat untuk masuk dan keluar. Maksud dari lirik ini adalah
penyair merasa hidupnya penuh dengan kemungkinan,masih ada jalan keluar dan
masih ada harapan yang bisa diwujudkan selama mata gadis itu memandang si
penyair. Ini merupakan kiasan bahwa si gadis masih mencintai penyair,dan masih
mau menatapnya. Keduanya masih saling mencintai dan bermesraan.
2.
Darah mempunyai
arti cairan berwarna merah. Darah dalam larik ini di kiaskan bahwa hidup sang
penyair masih penuh dengan harapan selama sang gadis masih hidup.
3.
Membelah
mempunyai arti menetak menjadi dua bagian. Tapi tidak membelah disini maksudnya
adalah tidak terpisahkan, meskipun sang penyair dan gadisnya mati tapi mereka
akan tetap saling mencintai dan tidak akan terpisahkan.
Tanda-tanda semiotic dalam puisi ini adalah : Tari, warna pelangi, sutra
senja, memerdu lagu, menarik-menari, dan pintu terbuka. Dalam puisi “Sajak
Putih” banyak digunakan bahasa-bahasi kiasan. “Tari warna pelangi” merupakan
bahasa kiasan personifikasi yang menggambarkan benda mati dapat digambarkan
seolah-olah hidup. “ rambutmu mengalun bergelut senda” juga menggunakan bahasa
kiasan personifikasi. Selain itu ada kesamaan dalam penggunaan citraan-citraan
agar mempunyai makna yang kongret, serta menggunakan metafora-metafora.