Rabu, 13 Maret 2013

Peran guru dalam Bimbingan dan Konseling


Peran Guru dalam Bimbingan dan Konseling
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Dan berikut adalah tiga contoh peran guru dalam bimbingan dan konseling.
1.                  Mengenal siswa secara pribadi
Maksud dari point satu ini adalah bahwa seseorang guru harus mengenal anak didiknya (siswa) secara mendalam. Jadi sebagai seorang guru kita tidak hanya mengenal nama siswanya atau mengenal dimana ia tinggal saja tetapi kita mengenal siswa kita secara mendalam/ pribadi. Secara mendalam disini berarti guru tahu segalanya tentang siswanya mulai dari nama siswanya, dimana si siswa tinggal, tahu karakter siswanya, tahu kemampuan siswanya, tahu kelebihan dan kekurangan siswanya, tahu  kepribadiannya dan lain-lainnya.
Selain itu guru tidak hanya mengenal siswanya ketika di sekolah saja tetapi di luar sekolah atau di lingkungan masyarakat pun guru harus mengenal para siswanya. Dalam hal ini guru harus bisa memposisikan dirinya sebagai teman dekat atau sahabat para siswanya. Dan juga guru sebaiknya tidak hanya mengenal satu atau dua siswanya saja tetapi juga harus mengenal semua siswanya. Jika sudah seperti ini maka hubungan guru dengan siswanya akan menjadi sangat dekat dan tentunya hal ini akan memudahkan seorang guru dalam mengajar anak didiknya.
2.                  Mengidentifikasi siswa yang memerlukan bantuan
Seorang guru di sekolah tentunya tidak hanya mengajar satu atau dua siswa saja. Melainkan mengajar puluhan siswa atau bahkan hingga ratusan siswa. Dari sekian banyak siswa ini tentunya semuanya mempunyai karakter atau latar belakang yang berbeda-beda. Bahkan tidak sedikit siswa yang mempunyai masalah baik masalah dalam hal akademis ataupun masalah yang ia alami di keluarganya. Saya mengambil contoh masalah dalam bidang akademis. Dalam 1 kelas tentunya tidak semua siswanya pandai pasti ada beberapa siswa yang kurang pandai. Ini merupakan sebuah masalah yang harus diselesaikan oleh guru yang bersangkutan. Sebagai seorang guru kita harus membimbing dan memperhatikan lebih siswa yang kurang pandai tersebut. Ada banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk membantu siswa yang kurang pandai tersebut. Cara yang pertama adalah kita mengidentifikasi nya. siswa tersebut letak tidak pahamnya dimana? Setelah di identifikasi langkah selanjutnya yang dilakukan guru adalah mendiagnosa siswa tersebut. Diagnosa disini artinya guru mencari penyebab atau yang melatar belakangi masalah yang di alami oleh peserta didik. Setelah melakukan diagnose langkah selanjutnya adalah prognosis. Prognosis adalah Langkah yang dilakukan untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami peserta didik masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Solusi pemecahanya guru bisa memberikan motivasi, materi-materi tambahan atau memberikan banyak soal latihan.
Dalam hal ini guru harus peduli kepada siswa yang memerlukan bantuan  tersebut. Jika guru sudah melakukan hal seperti itu maka para siswa yang bermasalah tadi akan terbantu dan masalah akademis yang di alami para siswa akan terselesaikan.
3.                  Menindaklanjuti siswa yang memerlukan bantuan khusus
Seorang guru disekolah adalah orang tua kedua bagi para siswa. Mengapa demikian? Karena dalam satu hari siswa lebih banyak berada disekolah daripada dirumah. Selain itu siswa lebih sering berinteraksi bersama guru dari pada dengan orang tuanya dirumah. Seorang guru biasanya memiliki banyak siswa yang beragam dan berbeda beda. Mempunyai latar belakang yang berbeda, dan karakter yang berbeda. Dari banyak siswa tadi sebagai seorang guru tentunya sering menemukan masalah yang dialami para siswanya. Sebagai seorang guru kita harus tahu masalah yang dihadapi siswanya. Misalnya si A mempunyai masalah di keluarganya dimana ayah dan ibunya sering berantem dan akhirnya bercerai. Perceraian mereka tentunya akan berdampak buruk bagi si anak. Secara psikologi pasti si anak akan terganggu dan hal ini menyebabkan si A tadi tidak siap untuk menerima pelajaran disekolah. Disinilah peran seorang guru terlihat. Seorang guru harus membantu dan peduli kepada siswa tersebut agar tetap semangat bersekolah dan melupakan permasalahan yang dihadapinya. Cara-caranya adalah memberikan motivasi kepada si anak, memberikan hal-hal yang positif dan menyenangkan, memberikan dia kesibukan dan lain-lainnya.
Dalam hal ini guru harus mau membantu dan peduli terhadap siswa yang mempunyai masalah dalam hidupnya. Dengan melakukan hal seperti ini tentunya guru bisa meringankan beban atau masalah yang di alami siswa dan siswa akan sedikit terbantu dan bisa menyelesaikan masalahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar